IMM Buka Posko Pengaduan, Desak Kapolri Pecat Aparat Represif

IMM Buka Posko Pengaduan, Desak Kapolri Pecat Aparat Represif

 

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) mendesak Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) segera memecat oknum aparat yang bertindak represif terhadap massa aksi menuntut pertanggungjawaban kinerja DPR RI.

“Kami mendesak Kapolri memecat seluruh oknum polisi yang bertindak anarkis dan di luar koridor Perkap tentang penanganan aksi massa,” kata Ketua DPP IMM Bidang Hukum dan HAM, Muhammad Habibi, Kamis (28/8/2025).

Muhammad Habibi. Foto/istimewa

Habibi juga meminta Kapolri bertanggung jawab atas tindakan represif aparat kepolisian yang mengakibatkan jatuhnya korban luka maupun jiwa, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan daerah lain.

Menurutnya, kader IMM di sejumlah daerah turut menjadi korban. Di Medan, belasan kader IMM mengalami luka ringan hingga berat berdasarkan hasil visum. Sedangkan di Depok, beberapa kader IMM dipukul bahkan ditahan tanpa dasar hukum yang jelas.

DPP IMM juga mengecam keras tindakan oknum Brimob yang menabrak seorang pengemudi ojek online hingga tewas. Habibi menilai peristiwa itu merupakan bentuk kebengisan dan jelas melanggar Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 7 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum.

“Dalam Pasal 28 Perkap tersebut, tindakan upaya paksa polisi ada batasannya. Polisi tidak boleh bertindak spontan, emosional, mengejar peserta aksi, melempar, melakukan kekerasan hingga penganiayaan. Maka sudah jelas tindakan represif aparat ini melanggar HAM,” tegas Habibi.

Sebagai langkah nyata, DPP IMM membuka posko pengaduan korban tindakan represif aparat yang mulai beroperasi pada Jumat (29/8/2025). Posko ini dikelola Pusat Bantuan Hukum DPP IMM (PBH IMM) melalui kanal Instagram @dpp.imm. Posko tersebut ditujukan untuk membantu korban dan keluarga korban dalam proses konsultasi, investigasi, hingga pendampingan hukum.

“DPP IMM juga meminta seluruh pimpinan IMM, khususnya Bidang Hukum dan HAM di tingkat daerah dan cabang, agar membuka posko serupa guna membantu korban dan keluarga korban mendapatkan keadilan,” tutup Habibi.

BEM SI Kecam Penangkapan Mahasiswa

Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Muzammil Ihsan, mengecam keras tindakan aparat kepolisian Sumatera Utara yang menangkap 44 mahasiswa saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumut pada Selasa (26/8/2025).

Muzammil menegaskan, tindakan kepolisian itu tidak bisa dibenarkan karena demonstrasi mahasiswa adalah bentuk penyampaian aspirasi rakyat yang dijamin konstitusi.

Ia menilai langkah aparat justru memperlihatkan upaya pembungkaman terhadap gerakan mahasiswa di Sumatera Utara. “Represif yang ditunjukkan kepolisian Sumatera Utara sangat tidak manusiawi. Kami mengecam keras penangkapan 44 mahasiswa yang hanya ingin menyuarakan kepentingan rakyat. Ini jelas kriminalisasi sekaligus bukti negara ingin membungkam suara mahasiswa,” ujarnya.

Ratusan mahasiswa Universitas Sumatera Utara dalam aksi tersebut membawa 12 tuntutan, termasuk desakan penghapusan tunjangan DPR.

Sumber tulisan:Jakartamu.com

Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta Desak Kasus Kematian Affan Kurniawan Diusut Tuntas

Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta Desak Kasus Kematian Affan Kurniawan Diusut Tuntas

 

 Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DKI Jakarta menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas meninggalnya, Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang diduga akibat tindakan represif aparat kepolisian. Kejadian ini tidak hanya menimbulkan duka bagi keluarga korban, tetapi juga meruntuhkan kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

“Kehilangan orang tercinta karena tindakan kekerasan adalah luka yang tidak bisa diukur dengan kata-kata. Kami berdoa agar Allah SWT memberi kekuatan dan ketabahan bagi keluarga, serta membuka jalan keadilan yang seadil-adilnya,” ujar Ketua PWPM DKI Jakarta, Zulfahmi Yasir Yunan, Jumat (29/8/2025).

Menurut Zulfahmi, dalam negara hukum tidak boleh ada ruang bagi praktik kekerasan. Ia menegaskan aparat kepolisian wajib bekerja secara profesional, proporsional, dan mengedepankan nilai kemanusiaan.

“Tidak ada pembenaran untuk menggunakan kekerasan berlebihan terhadap masyarakat kecil yang tengah berjuang mencari nafkah,” tambahnya.

Zulfahmi mendesak kapolda dan kapolri untuk mengusut tuntas kasus ini secara transparan, memberikan sanksi tegas kepada pelaku, serta melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kekuatan polisi bukan terletak pada ketakutan rakyat terhadapnya, melainkan pada kepercayaan masyarakat karena keberpihakan pada keadilan. Aparat harus kembali meneguhkan perannya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan publik,” kata Zulfahmi.

Ia berharap tragedi yang menimpa pengemudi Affan menjadi momentum perubahan di tubuh kepolisian. “Aparat harus mengingat kembali bahwa kemanusiaan adalah panglima, dan keadilan adalah denyut nadi dari tegaknya negara hukum,” kata Zulfahmi. (*)

Sumber tulisan:Jakartamu.com

Gelombang Kecaman atas Insiden Rantis Brimob Lindas Pengemudi Ojol

Gelombang Kecaman atas Insiden Rantis Brimob Lindas Pengemudi Ojol

 

Demonstrasi pengemudi ojek online (ojol) di Gedung DPR berujung tragedi, Kamis (28/8/2025) malam. Sebuah kendaraan taktis Barracuda milik Brimob melintas untuk menghalau massa yang di kawasan Pejompongan–Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, ketika situasi mulai ricuh. Seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, ditabrak dan dilindas hingga meninggal dunia. Seorang rekannya, Moh Umar Amarudin, mengalami luka serius.

Peristiwa ini menuai kecaman luas dari berbagai kalangan. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyebut tindakan aparat tersebut berlebihan. Menurut dia, polisi seharusnya mengedepankan pendekatan persuasif.

”Tindakan ini sangat brutal dan tidak manusiawi. Polisi harus menghentikan penggunaan kekerasan berlebihan dan mengutamakan pendekatan yang profesional,” katanya dalam siaran pers dikutip, Jumat (29/8/2025).

Komnas HAM juga mengecam keras. Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menyebut kejadian itu sebagai bentuk kekerasan negara terhadap sipil. “Ini tidak bisa ditoleransi. Komnas HAM akan menurunkan tim untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti pelanggaran HAM yang terjadi,” katanya dalam keterangan resmi.

Kritik yang sama disampaikan Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman. Dia menegaskan insiden tersebut tidak bisa dianggap remeh.

“Anggota Brimob yang terlibat harus ditindak tegas baik secara kedinasan maupun hukum. Pemerintah juga harus menanggung nafkah keluarga korban, termasuk biaya pendidikan anak hingga perguruan tinggi,” ujarnya.

Kritik lebih tajam disampaikan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. Abdul Hakim El, Ketua Tawaran. Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Pemuda PB HMI menyebut peristiwa itu sebagai kegagalan Polri.

“Ini tanda kegagalan Polri membangun institusi yang profesional dan humanis. Kapolri dan Kapolda Metro Jaya sebaiknya mundur,” ujarnya melalui rilis resmi.

Polisi Janjikan Proses Hukum Transparan

Kabar meninggalnya Affan menyebar cepat melalui media sosial dan grup komunitas ojol. Menjelang dini hari Jumat, ratusan pengemudi berkerumun di depan Markas Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat.

Malam itu juga, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tiba di RSCM menemui keluarga korban. Ia menyampaikan permintaan maaf secara langsung. ”Saya atas nama Polri menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Kami akan mengusut tuntas dan menindak siapa pun anggota yang bersalah,” kata Listyo.

Sejauh ini, polisi mengamankan tujuh anggota Brimob yang berada di dalam rantis. “Ketujuh personel tersebut sedang diperiksa secara intensif di Divpropam. Proses etik dan pidana akan berjalan bersamaan,” ujar Kadiv Propam Polri, Irjen Asep Edi Suheri Jumat (29/8/2025) pagi. (*)

Sumber tulisan:Jakartamu.com

Muhammadiyah Salurkan Beasiswa Rp4,5 Miliar untuk Dukung Studi 475 Kader

Muhammadiyah Salurkan Beasiswa Rp4,5 Miliar untuk Dukung Studi 475 Kader

 

“Tanpa perempuan yang cerdas tidak akan lahir generasi yang cerdas.” Annisa Nur Fitriana, kader Nasyiatul Aisyiyah itu tampak senang menerima beasiswa dari Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) dan Majelis Pemberdayaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI).

Baginya beasiswa ini tidak hanya berarti secara pribadi, tetapi juga membuktikan bahwa Muhammadiyah benar-benar hadir untuk umat.

“Jumlahnya lebih banyak dari tahun sebelumnya. Sebagai seorang ibu, saya bersyukur bisa meniti karier pendidikan sambil berorganisasi,” lanjutnya.

Annisa Nur Fitriana, kader Nasyiatul Aisyiyah menyampaikan syukur dan apresiasi atas beasiswa yang diterimanya. Foto/dok.lazismu

Penyerahan beasiswa kader Muhammadiyah ini digelar di Kantor PP Muhammadiyah, Cik Di Tiro, Yogyakarta, Senin (25/8/2025). Annisa bukan satu-satunya yang merasakan hal itu. Dari 475 penerima manfaat, banyak di antaranya adalah perempuan.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, hadir bersama Direktur Utama Lazismu Ibnu Tsani, serta Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan. Total beasiswa yang digulirkan mencapai Rp4,5 miliar, dengan nilai Rp14 juta untuk mahasiswa di luar negeri dan Rp10 juta bagi yang menempuh studi di dalam negeri.

“Agenda pentasyarufan beasiswa kader hari ini merupakan implementasi pilar program pendidikan yang kali kedua dilakukan Lazismu dan MPKSDI. Tahun ini ada 475 penerima manfaat, sementara secara keseluruhan sejak program berjalan sudah 800 orang dengan nilai Rp7,5 miliar,” kata Mujadid Rais. Ia menekankan agar para penerima memanfaatkan kesempatan ini sepenuh hati. “Beasiswa ini berasal dari uang zakat para muzaki. Mohon studinya dilanjutkan dengan penuh kesungguhan,” pesannya.

Bachtiar Dwi Kurniawan menyebut respons pendaftaran beasiswa tahun ini begitu tinggi. “Ini sangat membahagiakan, ada dinamika dan kolaborasi. MPKSDI juga memberi dukungan pendampingan keislaman, Kemuhammadiyahan, serta keterampilan sosial bagi penerima,” jelasnya. Ia menambahkan, dukungan tidak berhenti di tahap seleksi, melainkan juga pada proses pengkaderan, kepemimpinan, dan organisasi.

Apresiasi juga datang dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Irwan Akib. “Selamat kepada penerima manfaat yang mendapatkan beasiswa ini, karena Lazismu telah memberikan yang terbaik,” katanya. Irwan menilai program ini sebagai wujud kesungguhan persyarikatan menyiapkan kader. “Semangat melanjutkan pendidikan dan melahirkan pemikiran progresif perlu terus dipelihara,” tambahnya.

Di balik angka dan formalitas penyaluran, ada wajah-wajah muda Muhammadiyah yang menaruh harapan besar pada beasiswa ini. Seorang penerima mengaku, keterbatasan yang dihadapi membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. “Kesempatan ini ajang untuk terus berkarya. Mudah-mudahan kami bisa kembali memberikan manfaat untuk Muhammadiyah di bidang manapun kami nanti berkarya,” ucapnya.

Sumber tulisan:Jakartamu.com

Kejuaraan Pencak Silat Piala Wali Kota Jakarta Timur IV Siap Hadirkan Ribuan Pesilat

Kejuaraan Pencak Silat Piala Wali Kota Jakarta Timur IV Siap Hadirkan Ribuan Pesilat

 

Kejuaraan Pencak Silat Piala Wali Kota Jakarta Timur tahun ini akan digelar dua hari lagi. Menjelang pelaksanaannya, Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Jakarta Timur bersama Pemerintah Kota Jakarta Timur menggelar technical meeting di Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Minggu (24/8/2025).

Pertemuan teknis ini dihadiri perwakilan IPSI Kota Jakarta Timur dan jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur. Agenda ini membahas kesiapan kejuaraan, tata tertib pertandingan, hingga hal teknis lainnya demi kelancaran jalannya kompetisi.

Kejuaraan yang akan berlangsung pada 28–30 Agustus 2025 di GOR Ciracas, Jakarta Timur ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional.

Event tahunan ini diperkirakan diikuti  sekitar 2.000 peserta dari berbagai tingkatan, mulai usia dini, pra remaja, remaja hingga dewasa. Peserta berasal dari sekolah, perguruan pencak silat, hingga universitas yang tersebar dari berbagai daerah di Indonesia.

Wali Kota Jakarta Timur, Dr. H. Munjirin, S.Sos., M.Si, bersama Ketua IPSI Jakarta Timur, Porseda Risman, menyampaikan harapannya agar kejuaraan ini dapat menjadi ajang untuk menjaring bibit-bibit atlet pencak silat potensial yang kelak bisa berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

Dengan dukungan penuh Pemerintah Kota Jakarta Timur, kejuaraan ini diharapkan tidak hanya menjadi kompetisi olahraga, tetapi juga wadah silaturahmi antarperguruan serta momentum menguatkan eksistensi pencak silat sebagai warisan budaya bangsa. (*)

Penulis: Jamal Ismail

Jakartamu.com

Unjuk Rasa Kepung Jakarta: 20 Elemen Demo di 13 Titik

Unjuk Rasa Kepung Jakarta: 20 Elemen Demo di 13 Titik

 

 Jakarta Pusat kembali akan menjadi pusat unjuk rasa pada Kamis, 28 Agustus 2025. Tercatat ada 20 elemen massa yang tersebar di 13 titik aksi, mulai dari depan gedung DPR/MPR RI, kawasan Monas, hingga sejumlah kantor kementerian dan BUMN.

Dari Senayan, Koalisi Serikat Pekerja Partai Buruh yang terdiri dari KSPI, KSPSI AGN, KSBSI, dan KPBI menyiapkan sekitar 3.000 orang sejak pukul 09.00 WIB. Tuntutan yang dibawa antara lain penghapusan sistem outsourcing, penolakan upah murah, penghentian PHK, hingga pengesahan RUU Perampasan Aset. Beberapa kelompok mahasiswa juga memilih DPR sebagai lokasi aksi dengan isu berbeda, seperti pembubaran DPR, penolakan komersialisasi pendidikan, hingga kritik terhadap tunjangan anggota legislatif.

Di Monas, Panitia Temu Rakyat untuk Keadilan Iklim dan Dewan Pengurus Nasional Tani Merdeka Indonesia akan menggelar long march sejak pagi. Isu yang mereka bawa berfokus pada keadilan iklim dan kedaulatan pangan. Pada sore hari, Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) menggelar Aksi Kamisan untuk menagih penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat.

Selain itu, kelompok masyarakat lain juga menyebar di Balaikota DKI, Kementerian ESDM, PT Kimia Farma, Pertamina, hingga kantor Pegadaian. Isu yang mereka angkat mencakup permasalahan rumah susun, izin tambang di Maluku Utara, hingga dugaan penyimpangan di sejumlah BUMN.

Polisi menyebut telah berkoordinasi dengan para koordinator lapangan. Massa yang hadir diperkirakan bervariasi, dari belasan hingga ribuan orang. Pengamanan akan disesuaikan dengan titik konsentrasi aksi.

Dengan banyaknya lokasi yang dipadati peserta, arus lalu lintas di Jakarta Pusat berpotensi tersendat. Ruas jalan di sekitar DPR/MPR, Monas, Medan Merdeka, dan Thamrin menjadi titik rawan. Situasi ini diperkirakan serupa dengan kepadatan lalu lintas yang sempat terjadi pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu saat demonstrasi mahasiswa dan buruh menimbulkan antrean panjang kendaraan di Senayan dan Monas.

Polisi mengimbau masyarakat mengantisipasi perjalanan dan mempertimbangkan jalur alternatif untuk menghindari kepadatan di sekitar lokasi aksi. (*)

Penulis: Dievanul Fajri Dzahabiyah

Sumber tulisan:jakartamu.com

Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa

Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa

 

Foto/istimewa

Oleh Fadhli Arsil | Pemimpin Umum Jakartamu.com

HARI ini, Indonesia kembali berdiri tegak di bawah langit merah-putih. Tujuh belas Agustus bukan sekadar tanggal, melainkan gema dari sumpah para mujahidin yang berjuang untuk satu kata yang dulu mustahil: “Merdeka”. Di setiap tiang bendera, di setiap baris lagu kebangsaan, kita mengenang bukan hanya kemenangan, tapi luka yang melahirkan bangsa.

Indonesia adalah negara yang lahir dari luka kolonialisme. Kita tahu rasanya dijajah, diremehkan, dan dipaksa tunduk. Kita tahu betapa mahalnya harga sebuah kemerdekaan yang dibayar dengan darah, air mata, dan pengorbanan yang tak terhitung. Maka, ketika kita merayakan kemerdekaan, seharusnya kita juga mewarisi satu hal yang tak kalah penting: solidaritas terhadap mereka yang belum merdeka.

Palestina adalah cermin yang menyakitkan. Di sana, anak-anak tumbuh tanpa jaminan hari esok. Di sana, tanah, rumah, bahkan mimpi bisa dirampas kapan saja. Dan dunia? Dunia terlalu sering memilih diam, atau sibuk mencari alasan untuk tidak peduli.

Palestina masih berjuang. Bukan untuk kemewahan, bukan untuk kekuasaan, melainkan untuk hak paling dasar: hidup dengan martabat. Anak-anak Palestina tumbuh di bawah bayang-bayang letusan senjata dan bom, bukan lagu kebangsaan. Mereka belajar mengenal dunia dari balik puing, bukan dari buku sejarah. Dan setiap hari, mereka menulis babak baru tentang ketabahan, meski dunia sering kali memilih untuk tidak membaca.

Sebagai bangsa yang pernah dijajah, Indonesia punya tanggung jawab moral. Bung Karno tidak hanya bicara tentang kemerdekaan Indonesia, tapi tentang kemerdekaan segala bangsa. Kata “segala” itu bukan basa-basi diplomatik. Itu adalah komitmen ideologis. Maka, jika kita benar-benar menghormati warisan para pendiri bangsa, kita tidak boleh membiarkan kemerdekaan menjadi hak eksklusif.

Kemerdekaan yang sejati adalah kemerdekaan yang peduli. Ia tidak puas hanya dengan bendera sendiri berkibar, tapi gelisah ketika melihat bendera bangsa lain diinjak. Ia tidak hanya merayakan, tapi juga mendoakan, menyuarakan, dan—jika perlu—menegur dunia yang terlalu nyaman dalam ketidakpedulian.

Saya percaya, Indonesia punya suara yang didengar. Kita bukan negara kecil. Kita punya sejarah, punya moral, dan punya hati. Maka, mari kita gunakan itu. Mari kita jadikan Hari Kemerdekaan bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tapi juga tentang memperjuangkan masa depan, bukan hanya untuk kita, tapi untuk Palestina, dan semua bangsa yang masih terpenjara.

Karena kemerdekaan yang egois adalah bentuk baru dari penjajahan.  Dan kita, bangsa yang pernah dijajah, tahu betapa menyakitkannya itu. (*)

Sumber tulisan:https://www.jakartamu.com/

LSB DKI Jakarta Luncurkan Tari Zapin Muhammadiyah

LSB DKI Jakarta Luncurkan Tari Zapin Muhammadiyah

 

JAKARTAMU.COM | Malam Refleksi Kemerdekaan ke-80 RI yang digelar Lembaga Seni Budaya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (LSB PWM) DKI Jakarta pada Sabtu (16/8/2025) malam, berlangsung meriah. Penampilan seni musik Islami di halaman Gedung Dakwah Muhammadiyah Kramat Raya, Jakarta Pusat itu, semakin sempurna dengan peluncuran Tari Zapin Muhammadiyah

Tarian ini murni hasil kreativitas LSB PWM DKI Jakarta. Zapin Muhammadiyah memadukan gerak rancak melayu dengan gerakan bela diri khas Indonesia pencak silat. Pada penampilan malam itu, empat penari tampak padu di atas panggung dengan iringan lagu Sang Surya. Syair lagu digubah Imam Bumiayu dengan aransemen lagu oleh Agus Suradika.

Para penari bergerak lincah ke kanan kiri, berputar lalu tiba-tiba bergerak bak pendekar pencak silat. Aksi mereka makin terasa hidup dengan iringan musik dan ”cengkok” vokal Agus Suradika yang khas melayu.

Gerakan pencak silat dalam Tari Zapin Muhammadiyah. Foto: jakartamu.com/muhibudin kamali

Ketua LSB DKI Jakarta Prof. Imamudin menjelaskan, Tari Zapin Muhammadiyah secara bertahap akan diajarkan di sekolah-sekolah Muhammadiyah di DKI Jakarta sebagai bagian dari mata pelajaran seni. Puncaknya adalah rencana tari massal pada Milad Muhammadiyah bulan November mendatang.

”Ini adalah produk hak cipta LSB PWM DKI Jakarta. Mulai periode ini, LSB concern pada pengurusan hak cipta,” kata Imamudin dalam sambutannya.

Penampilan Goes Plus yang digawangi Wakil Ketua PWM DKI Jakarta Prof. Dr. Agus Suradika. Foto: jakartamu.com/muhibudin kamali

Selain Tari Zapin Muhammadiyah, malam refleksi dimeriahkan penampilan Tim LBSO Pimpinan Wilayah Aisyiyah DKI Jakarta, Grup Musik Universitas Prof Dr HAMKA (Uhamka), pembacaan puisi, dan tidak ketinggalan Band Goes Plus sebagai pengiring acara.

Hadir dalam acara tersebut jajaran PWM DKI Jakarta, PDM se-DKI Jakarta, PCM serta perwakilan organisasi otonom. Hadir pula Kepala Biro Pendidikan Mental Pemprov DKI Jakarta, serta kepala Bagian Kesra Pemerintah Kota Jakarta Pusat. (*)

Sumber tulisan:https://www.jakartamu.com/



Ajang Pemanasan Tim LBSO PWA DKI Jakarta di Malam Refleksi Kemerdekaan

Ajang Pemanasan Tim LBSO PWA DKI Jakarta di Malam Refleksi Kemerdekaan

 

Kecuali dua pembawa acara, tim Lembaga Budaya Seni dan Olahraga (LBSO) PW Aisiyah DKI Jakarta adalah satu-satunya kelompok penampil perempuan pada Malam Refleksi Kemerdekaan di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Sabtu (16/8/2025). Mereka telah mempersiapkan diri selama dua pekan terakhir untuk tampil dalam pergelaran seni musik malam itu.

Mengenakan kostum berwarna merah putih, tim bergegas naik ke atas panggung begitu sang pembawa acara menyebut nama LBS PWA DKI Jakarta. Ya, dominasi laki-laki di halaman Gedung Dakwah malam itu seketika sirna ketika suara 20 anggota tim menghentak dengan Berkibarlah Bendera Negeriku, karya almarhum Gombloh. 

”Berkibarlah…bendera negeriku….Berkibarlah engkau di dadaku….
Tunjukkanlah…. kepada dunia ….Semangatmu… yang panas membara …

Daku ingin ….jiwa raga ini….Selaraskan … keanggunan….Daku ingin…. jemariku ini…..Menuliskan…. Kharismamu ….”

Riuh tepuk tanga menyambut setelah lagu selesai dinyanyikan. Tetapi tim Aistiyah belum beranjak dari panggung. Mereka bersiap menyanyikan lagi kedua, Aisyiyah Bahagia. Kendati tak rata usia – bahkan ada di antaranya berusia 80 tahun – suara ibu-ibu Aisyiyan ini bisa melengking padu mengalun indah.

Anisah Nur, salah satu anggota tim mengaku telah berlatih selama dua minggu sebelum penampilan ini. ”Dua minggu itu tiga kali. Kalau setiap hari dan banyak lagu,” katanya seusai tampil.

Menurut wakil ketua PDA Jakarta Utara itu, penampilan malam itu sebenarnya adalah pemanasan menjelang lomba yang akan diselenggarakan LSBO PP Aisyiyah. ”Kalau tidak salah nanti acaranya di Universitas Ahmad Dahlan. Mudah-mudahan menang,” katanya. (*) 

Sumber tulisan:Jakartamu.com

Silaturahmi MPI PCM Se-Jakarta Selatan Perkuat Sinergi dan Prioritas Program

Silaturahmi MPI PCM Se-Jakarta Selatan Perkuat Sinergi dan Prioritas Program

 

Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jakarta Selatan menyelenggarakan silaturahmi MPI PCM se-Jakarta Selatan. Kegiatan dilaksanakan di Rudin A24 Kompleks Kampus IPDN Jalan Ampera Raya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).

Hadir dalam acara ini Dr. H. Tajuddin Nur, MM, Wakil Ketua PDM Jakarta Selatan yang membawahi MPI, Sekretaris PDM Jakarta Selatan Muamar Khadafi, dan Ketua MPI PWM DKI Jakarta Fadhli Arsil, S.Kom, M.Si. Selain diskusi untuk penataaan dan sinergi program, dalam acara ini dikukuhkan pula Dr. Tjahyo Suprajogo, M.Si sebagai ketua MPI PDM Jakarta Selatan yang baru.

Tajjudin dalam sambutannya berharap acara silaturahmi tersebut menjadi awal yang baik bagi MPI PDM Jakarta Selatan untuk lebih aktif melaksanakan program. ”MPI adalah ujung tombak agar siar Muhammadiyah, khususnya di Jakarta Selatan bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat,” kata Tajuddin, yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Dikdasmen PWM DKI Jakarta itu.

Fadhli Arsil dalam kesempatan itu memberikan pandangan agar MPI PDM Jakarta Selatan fokus melaksanakan satu program secara rutin dan berkelanjutan. Jangan sampai banyak program dilaksanakan tetapi harus berhenti di tengah jalan karena berbagai faktor, seperti SDM dan sebagainya.

”Fokus saja pada satu program pada sisa tahun ini, laksanakan sebaik-baiknya dan berkelanjutan. Itu akan memacu semangat untuk melaksanakan program lain pada tahun berikutnya,” kata Fadhli.

Sementara Tjahjo Suprajogo mengatakan akan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Sejumlah program pun telah disiapkannya, baik yang berkaitan dengan kepustakaan, penguatan situs web jakselmu.id, hingga podcast. ”Peralatannya ada, tempatnya ada. Jadi tinggal eksekusi pelaksanannya. Dan sebagaimana saran, MPI DKI, kita nanti coba rumuskan apa yang menjadi skala prioritasm,” ujar Tjahjo yang juga dosen IPDN ini. (*)

Sumber tulisan:Jakartamu.com